DEFINISI-DEFINISI
Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunungapi; (2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut-dalam.
Petrologi sedimen (sedimentary petrology) adalah cabang petrologi yang membahas batuan sedimen, terutama pemerian-nya. Di Amerika Serikat, istilah sedimentasi (sedimentation) umumnya digunakan untuk menamakan ilmu yang mempelajari proses pengakumulasian sedimen, khususnya endapan yang asalnya merupakan partikel-partikel padat dalam suatu fluida. Pada 1932, Wadell mengusulkan istilah sedimentologi (sedimentology) untuk menamakan ilmu yang mempelajari segala aspek sedimen dan batuan sedimen.
Sedimentologi dipandang memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada petrologi sedimen karena petrologi sedimen biasanya terbatas pada studi laboratorium, khususnya studi sayatan tipis, sedangkan sedimentologi meliputi studi lapangan dan laboratorium (Vatan, 1954:3-8). Pemakaian istilah sedimentologi untuk menamakan ilmu yang mempelajari semua aspek sedimen dan batuan sedimen disepakati oleh para ahli sedimentologi Eropa, bahkan akhirnya dikukuhkan sebagai istilah resmi secara internasional bersamaan dengan didirikannya International Association of Sedimentologists pada 1946.
Batas pemisah antara sedimentologi dengan stratigrafi sebenarnya tidak jelas. Stratigrafi secara luas diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang segala aspek strata, termasuk studi tekstur, struktur, dan komposisi. Walau demikian, dalam prakteknya, para ahli stratigrafi lebih banyak menujukan perhatiannya pada masalah penentuan urut-urutan stratigrafi dan penyusunan kolom geologi. Jadi, masalah sentral dalam stratigrafi adalah penentuan urut-urutan batuan dan waktu yang dicerminkan oleh berbagai penampang lokal, pengkorelasian penampang-penampang lokal, dan penyusunan suatu penampang yang dapat digunakan secara sahih sebagai wakil dari tatanan stratigrafi dunia. Walau demikian, pengukuran ketebalan dan pemerian litologi umum (gross lithology) masih dipandang sebagai tugas para ahli stratigrafi. Karena itu, tidak mengherankan apabila banyak pengetahuan tentang ciri khas endapan sedimen—misalnya perlapisan, perlapisan silang-siur, dan ciri-ciri lain yang sering terlihat dalam singkapan—diperoleh dari hasil penelitian stratigrafi.
Pemelajaran batuan sedimen tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lain. Banyak diantara disiplin ilmu itu—misalnya mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan—memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai endapan sedimen. Sedimentologi sendiri banyak memberikan sumbangan pemikiran yang berharga dalam penelitian stratigrafi dan geologi ekonomi
Tinjauan pustaka:
Peterson, MNA. 1962. The mineralogy and petrology of Upper Mississippian carbonate rocks of the Cumberland Plateau in Tennessee. Jour. Geol. 70:1-31.
Pettijohn, FJ. 1943. Archean sedimentation. Bull. GSA 54:925-972.
Pettijohn, FJ, PE Potter, dan R Siever. 1972. Sand and Sandstone. New York: Springer. 618 h.
Raeburn, C dan HB Milner. 1927. Alluvial Prospecting. London: Murby. 478 h.
nama : Ribka may line
npm : 140710080066
blog : ribkaolala@yahoo.com
Senin, 07 Desember 2009
Minggu, 06 Desember 2009
TEKSTUR SEDIMEN
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
• Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
• Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
• Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.
Besar butir kristal dibedakan menjadi :
>5 mm = kasar
1-5 mm = sedang
<1 mm = halus
Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.
a.1. Ukuran Butir
Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :
Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan
> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
berbentuk runcing
Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat
64-256 Berangkal (Couble)
4-64 Kerakal (Pebble)
2-4 Kerikil (Gravel)
1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand) Batupasir
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand)
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus ( Very Fine Sand)
1/256-1/16 Lanau (Silt) Batulanau
<1/256 Lempung (Clay) Batulempung
Besar butir dipengaruhi oleh :
1. Jenis Pelapukan
2. Jenis Transportasi
3. Waktu/jarak transport
4. Resistensi
a.2. Bentuk Butir
• Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian kebundaran :
1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat tajam
Gambar 1. Bentuk butir
• Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
a. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
b. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
c. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen
• Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
• Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
• Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
Sifat sentuhannya ada beberapa macam :
o Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.
o Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.
o Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang cembung dan ada yang cekung.
o Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.
b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
i. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
ii. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
iii. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm
iv. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar
v. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm
DAFTAR PUSTAKA
Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung.
...................., 2008. A Beginning To Understand Geology. Himpunan Mahasiswa Geologi UNPAD. Tidak diterbitkan.
www.google.com
Kuswan Susilo, Budhi, S.T.,M.T., Texture of Sedimentary Rock Sediment Ary Rocks. Pdf.
Nama : Fadilla Savira Salsabila
NPM : 140710080124
Blog : fadilaasavira.blogspot.com
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
• Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
• Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
• Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.
Besar butir kristal dibedakan menjadi :
>5 mm = kasar
1-5 mm = sedang
<1 mm = halus
Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.
a.1. Ukuran Butir
Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :
Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan
> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
berbentuk runcing
Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat
64-256 Berangkal (Couble)
4-64 Kerakal (Pebble)
2-4 Kerikil (Gravel)
1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand) Batupasir
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand)
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus ( Very Fine Sand)
1/256-1/16 Lanau (Silt) Batulanau
<1/256 Lempung (Clay) Batulempung
Besar butir dipengaruhi oleh :
1. Jenis Pelapukan
2. Jenis Transportasi
3. Waktu/jarak transport
4. Resistensi
a.2. Bentuk Butir
• Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian kebundaran :
1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat tajam
Gambar 1. Bentuk butir
• Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
a. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
b. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
c. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen
• Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
• Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
• Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
Sifat sentuhannya ada beberapa macam :
o Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.
o Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.
o Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang cembung dan ada yang cekung.
o Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.
b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
i. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
ii. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
iii. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm
iv. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar
v. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm
DAFTAR PUSTAKA
Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung.
...................., 2008. A Beginning To Understand Geology. Himpunan Mahasiswa Geologi UNPAD. Tidak diterbitkan.
www.google.com
Kuswan Susilo, Budhi, S.T.,M.T., Texture of Sedimentary Rock Sediment Ary Rocks. Pdf.
Nama : Fadilla Savira Salsabila
NPM : 140710080124
Blog : fadilaasavira.blogspot.com
BATUAN SEDIMEN
Grand Canyon di Amerika dibentuk oleh batuan sedimen yang hampir mendatar
PENGENALAN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batu sedimen. Kajian berkenaan dengan sedimen dan batu sedimen ini dipanggil sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kerikil dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Sedimen = Bahan partikel yang peroi (lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan:
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat
TANDA-TANDA ATAU PETUNJUK BATUAN SEDIMEN
• Kehadiran perlapisan atau stratification
• Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
• Terjumpanya fosil
• Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
• Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite
BATUAN TERRIGENOUS / KLASTIK
PENGENALAN
Proses luluhawa akan menghakis batuan yang terdedah kepada proses ini menjadi serpihan atau pecahan batuan yang lebih kecil, dan pecahan baru ini akan dibawa oleh agen pengangkut (air dan angin) ke kawasan lain. Pecahan batuan ini akhirnya akan terkumpul di lembangan pengendapan baru, iaitu membentuk sedimen baru. Sedimen sebegini dipanggil sedimen terrigenous atau sedimen klastik.
Klastik (clastic) (bermaksud pecahan atau serpihan).
Sedimen klastik mempunyai tekstur yang dipanggil:
1. Klas (Clasts) (pecahan yang besar, contohnya pasir dan kelikir)
2. Matrik (Matrix) (lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran klas)
3. Simen (Cement) (bahan / mineral yang memegang atau mengikat klas dan matrix), contohnya:
- kalsit
- oksid besi
- silika
Secara umumnya, kehadiran matrik menunjukan sesuatu batuan tersebut tidak matang dari segi tekstur, dan kehadiran klas yang stabil (kuarza) menunjukan batuan tersebut mempunyai kematangan kimia yang tinggi.
Pengelasan batuan sedimen klastik dibuat berdasarkan kepada;
- tekstur atau saiz butiran
- Jenis sokongan butiran
- komposisi atau jenis butiran
- bentuk butiran
Batuan sedimen berklas / klastik (terrigenous) dikelaskan mengikut tekstur (saiz butiran):
* Kelikir (Gravel): Saiz butiran lebih besar daripada 2 mm
o Jika klasnya bulat = Konglomerat (conglomerate)
o Jika klasnya bersudut = Breksia (breccia)
* Pasir (Sand): Saiz butiran 1/16 hingga2 mm
o Batu Pasir (Sandstone)
o Jika butiran kuarza yang dominan = Batu pasir kuarza (quartz sandstone) atau arenit kuarza (quartz arenite)
o Jika butiran feldspar yang dominan = arkos (arkose)
o Jika pecahan batuan bersaiz pasir yang dominan = batu pasir litik (lithic sandstone) atau arenit litik (litharenite) atau grewak (graywacke)
* Silt: Grain size 1/256 to 1/16 mm (gritty)
o Siltstone
* Clay: Grain size less than 1/256 mm (smooth)
o Shale (if fissile)
o Claystone (if massive)
Batuan Piroklastik
Bahan yang terkeluar daripada gunung berapi dengan cara ini dikenali sebagai sedimen gunung berapi atau bahan volkanoklastik.
Batuan volkaniklastik boleh terbentuk dengan dua cara:
• Hakisan batuan volkanik yang sedia ada sebelumnya, dan terendap semula.
• Berasal terus daripada letusan gunung berapi. Sedimen yang terendap semula ke permulaan bumi ini akan melalui proses pemendapan seperti sedimen klastik lain. Batuan yang terbentuk daripada sedimen gunung berapi ini dikenali sebagai batuan piroklastik.
Dalam kebanyakan kes, agak sukar untuk membezakan antara kedua-dua jenis volkaniklastik ini. Walau bagaimanapun, mineral yang tidak stabil banyak ditemui dalam batuan piroklastik
Aktiviti gunung berapi juga boleh berlaku di dasar laut (dalam air), dan sedimen volkanoklastik yang terhasil akibat aktiviti gunung berapi ini mengalami proses pengendapan seperti lain-lain sedimen yang termendap di dasar laut. Jenis sedimen, saiz sedimen dan struktur sedimennya boleh sama, cuma proses pembentukan atau punca asalan sedimen sahaja yang berbeda.
PENJELASAN
Batuan volkanoklastik secara umumnya di kelaskan berdasarkan kepada saiz butiran (seperti batuan terrigenous lain).
BATU PASIR TUF
Batuan tuf merupakan batuan volkaniklastik bersaiz kurang daripada 2mm garis pusat.
Berdasarkan kehadiran hablur (crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini boleh dikelaskan kepada;
o Tuf hablur
o Tuf vitrik
o Tuf litik
AGGLOMERAT
Agglomerat adalah batuan volkaniklastik yang bersaiz lebih besar daripada 64mm.
Agglomerat terbentuk akibat daripada letupan dan letusan gunung berapi, dan terbentuk berdekapan dengan kawah gunung berapi.
NAMA : RIFA CHAIRUNNISA
NPM : 140710080042
PENGENALAN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batu sedimen. Kajian berkenaan dengan sedimen dan batu sedimen ini dipanggil sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kerikil dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Sedimen = Bahan partikel yang peroi (lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan:
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat
TANDA-TANDA ATAU PETUNJUK BATUAN SEDIMEN
• Kehadiran perlapisan atau stratification
• Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
• Terjumpanya fosil
• Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
• Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite
BATUAN TERRIGENOUS / KLASTIK
PENGENALAN
Proses luluhawa akan menghakis batuan yang terdedah kepada proses ini menjadi serpihan atau pecahan batuan yang lebih kecil, dan pecahan baru ini akan dibawa oleh agen pengangkut (air dan angin) ke kawasan lain. Pecahan batuan ini akhirnya akan terkumpul di lembangan pengendapan baru, iaitu membentuk sedimen baru. Sedimen sebegini dipanggil sedimen terrigenous atau sedimen klastik.
Klastik (clastic) (bermaksud pecahan atau serpihan).
Sedimen klastik mempunyai tekstur yang dipanggil:
1. Klas (Clasts) (pecahan yang besar, contohnya pasir dan kelikir)
2. Matrik (Matrix) (lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran klas)
3. Simen (Cement) (bahan / mineral yang memegang atau mengikat klas dan matrix), contohnya:
- kalsit
- oksid besi
- silika
Secara umumnya, kehadiran matrik menunjukan sesuatu batuan tersebut tidak matang dari segi tekstur, dan kehadiran klas yang stabil (kuarza) menunjukan batuan tersebut mempunyai kematangan kimia yang tinggi.
Pengelasan batuan sedimen klastik dibuat berdasarkan kepada;
- tekstur atau saiz butiran
- Jenis sokongan butiran
- komposisi atau jenis butiran
- bentuk butiran
Batuan sedimen berklas / klastik (terrigenous) dikelaskan mengikut tekstur (saiz butiran):
* Kelikir (Gravel): Saiz butiran lebih besar daripada 2 mm
o Jika klasnya bulat = Konglomerat (conglomerate)
o Jika klasnya bersudut = Breksia (breccia)
* Pasir (Sand): Saiz butiran 1/16 hingga2 mm
o Batu Pasir (Sandstone)
o Jika butiran kuarza yang dominan = Batu pasir kuarza (quartz sandstone) atau arenit kuarza (quartz arenite)
o Jika butiran feldspar yang dominan = arkos (arkose)
o Jika pecahan batuan bersaiz pasir yang dominan = batu pasir litik (lithic sandstone) atau arenit litik (litharenite) atau grewak (graywacke)
* Silt: Grain size 1/256 to 1/16 mm (gritty)
o Siltstone
* Clay: Grain size less than 1/256 mm (smooth)
o Shale (if fissile)
o Claystone (if massive)
Batuan Piroklastik
Bahan yang terkeluar daripada gunung berapi dengan cara ini dikenali sebagai sedimen gunung berapi atau bahan volkanoklastik.
Batuan volkaniklastik boleh terbentuk dengan dua cara:
• Hakisan batuan volkanik yang sedia ada sebelumnya, dan terendap semula.
• Berasal terus daripada letusan gunung berapi. Sedimen yang terendap semula ke permulaan bumi ini akan melalui proses pemendapan seperti sedimen klastik lain. Batuan yang terbentuk daripada sedimen gunung berapi ini dikenali sebagai batuan piroklastik.
Dalam kebanyakan kes, agak sukar untuk membezakan antara kedua-dua jenis volkaniklastik ini. Walau bagaimanapun, mineral yang tidak stabil banyak ditemui dalam batuan piroklastik
Aktiviti gunung berapi juga boleh berlaku di dasar laut (dalam air), dan sedimen volkanoklastik yang terhasil akibat aktiviti gunung berapi ini mengalami proses pengendapan seperti lain-lain sedimen yang termendap di dasar laut. Jenis sedimen, saiz sedimen dan struktur sedimennya boleh sama, cuma proses pembentukan atau punca asalan sedimen sahaja yang berbeda.
PENJELASAN
Batuan volkanoklastik secara umumnya di kelaskan berdasarkan kepada saiz butiran (seperti batuan terrigenous lain).
BATU PASIR TUF
Batuan tuf merupakan batuan volkaniklastik bersaiz kurang daripada 2mm garis pusat.
Berdasarkan kehadiran hablur (crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini boleh dikelaskan kepada;
o Tuf hablur
o Tuf vitrik
o Tuf litik
AGGLOMERAT
Agglomerat adalah batuan volkaniklastik yang bersaiz lebih besar daripada 64mm.
Agglomerat terbentuk akibat daripada letupan dan letusan gunung berapi, dan terbentuk berdekapan dengan kawah gunung berapi.
NAMA : RIFA CHAIRUNNISA
NPM : 140710080042
Tekstur Batuan Sedimen
Sebagian besar batuan sedimen dibedakan dari batuan lain karena tersusun oleh butiran hasil rombakan batuan lain yang lebih tua, butiran-butirannya mempunyai kontak tangensial yang membentuk lubang-lubang bila dilihat dalam rangkaian tiga dimensi.
1. Tekstur Klastik
Untuk mendiskripsikan tekstur klastik kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan tingkat keseragaman partikel serta bentuk.
a. Ukuran dan tingkat keseragaman partikel
Ukuran butir sedimen merupakan faktor penting dalam penamaan batuan sedimen, klasifikasi yang digunakan biasanya adalah klasifikasi Wentworth. Tingkat keseragaman butir atau sortasi merupakan tingklat kopentensi dan efisiensi media pengangkutnya, di bedakan menjadi :
*Very well sorted
*Well sorted
*Moderately sorted
*Very poorly sorted
b. Bentuk
Dalam mendiskripsikan bentuk partikel, dua sifat harus dibedakan yaitu Spericity dan Roundness.
Sphericity adalah pendekatan setiap individu partikel ke bentuk bola, sepenuhnya tergantung pada bentuk asli partikel, sedanglan abrasi merupakan faktor minor. Istilah deskriptif paling bagus dipakai untuk partikel pasir atau yang lebih kasar berdasarkan diameter maximum, minimum dan intermedit. Ada empat bentuk dasar yang dipakai yaitu equant, tabular, prolate, dan bladed.
Roundness adalah suatu ukuran adanya abrasi yang menyebabkan proses pembundaran pada sudut-sudut atau ujung-ujung fragmen. Istilah kualitas yang dipakai yaitu angular, subangular, subrounded, rounded, dan well rounded.
2. Tekstur Non Klastik
Tekstur non klastik terutama dihasilkan oleh presipitasi kimiawi dan aktifitas organisme. Contoh-contoh batuannya adalah :
* Evaporit yaitu batuan hasil penguapan garam batu, anhidrit, gips, garam kali dan lain-lain.
* Sedimen organik, sisa-sisa dari zat-zat hidup misal gambut
* Sedimen silika misal nodul dan konkresi
http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33
Nama : Yusi Aisa Larasati
NPM : 140710080012
Email : cirakuroy@yahoo.com
1. Tekstur Klastik
Untuk mendiskripsikan tekstur klastik kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan tingkat keseragaman partikel serta bentuk.
a. Ukuran dan tingkat keseragaman partikel
Ukuran butir sedimen merupakan faktor penting dalam penamaan batuan sedimen, klasifikasi yang digunakan biasanya adalah klasifikasi Wentworth. Tingkat keseragaman butir atau sortasi merupakan tingklat kopentensi dan efisiensi media pengangkutnya, di bedakan menjadi :
*Very well sorted
*Well sorted
*Moderately sorted
*Very poorly sorted
b. Bentuk
Dalam mendiskripsikan bentuk partikel, dua sifat harus dibedakan yaitu Spericity dan Roundness.
Sphericity adalah pendekatan setiap individu partikel ke bentuk bola, sepenuhnya tergantung pada bentuk asli partikel, sedanglan abrasi merupakan faktor minor. Istilah deskriptif paling bagus dipakai untuk partikel pasir atau yang lebih kasar berdasarkan diameter maximum, minimum dan intermedit. Ada empat bentuk dasar yang dipakai yaitu equant, tabular, prolate, dan bladed.
Roundness adalah suatu ukuran adanya abrasi yang menyebabkan proses pembundaran pada sudut-sudut atau ujung-ujung fragmen. Istilah kualitas yang dipakai yaitu angular, subangular, subrounded, rounded, dan well rounded.
2. Tekstur Non Klastik
Tekstur non klastik terutama dihasilkan oleh presipitasi kimiawi dan aktifitas organisme. Contoh-contoh batuannya adalah :
* Evaporit yaitu batuan hasil penguapan garam batu, anhidrit, gips, garam kali dan lain-lain.
* Sedimen organik, sisa-sisa dari zat-zat hidup misal gambut
* Sedimen silika misal nodul dan konkresi
http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33
Nama : Yusi Aisa Larasati
NPM : 140710080012
Email : cirakuroy@yahoo.com
Jenis Batuan Sedimen
Secara umumnya, batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
2) mengalami proses pengangkutan, atau dengan kata lain, sedimen ini tertransportasi kemudian terendapkan. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Sedimen yang termasuk diantara adalah konglomerat, volkanoklastik.
Selain daripada penjelasan di atas, batuan sedimen dapat dibagi atas beberapa jenis, tergantung pada cara dan proses pembentukannya.
Kelas batuan sedimen yang utama ialah :
1. Terrigenous (detrital atau berklas / klastik - clastic)
Batuan klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam tempat baru setelah mengalami proses pengangkutan. Batuan-batuan yang termasuk didalamnya adalah : konglomerat atau breksia, Batu pasir, dll.
2. Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical).
Batuan endapan kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil pengendapan larutan kimia, ataupun terdiri daripada endapan mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.
Batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini adalah : Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).
3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunung berapi. Debu-debu daripada aktivitas gunung berapi ini akan terendapkan seperti sedimen yang lain. Batuan yang termasuk : Batu pasir bertuf & Aglomerat.
Tinjauan Pustaka :
Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson Education,inc. , New Jersey
wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/batuan-sedimen.html
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Dhea Rizky Nurhadi
NPM : 140710080102
1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
2) mengalami proses pengangkutan, atau dengan kata lain, sedimen ini tertransportasi kemudian terendapkan. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Sedimen yang termasuk diantara adalah konglomerat, volkanoklastik.
Selain daripada penjelasan di atas, batuan sedimen dapat dibagi atas beberapa jenis, tergantung pada cara dan proses pembentukannya.
Kelas batuan sedimen yang utama ialah :
1. Terrigenous (detrital atau berklas / klastik - clastic)
Batuan klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam tempat baru setelah mengalami proses pengangkutan. Batuan-batuan yang termasuk didalamnya adalah : konglomerat atau breksia, Batu pasir, dll.
2. Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical).
Batuan endapan kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil pengendapan larutan kimia, ataupun terdiri daripada endapan mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.
Batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini adalah : Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).
3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunung berapi. Debu-debu daripada aktivitas gunung berapi ini akan terendapkan seperti sedimen yang lain. Batuan yang termasuk : Batu pasir bertuf & Aglomerat.
Tinjauan Pustaka :
Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson Education,inc. , New Jersey
wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/batuan-sedimen.html
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Dhea Rizky Nurhadi
NPM : 140710080102
Penggolongan Batuan Sedimen
Penggolongan batuan sedimen dimaksudkan agar batuan sedimen dapat lebih mudah dikenali.
Penggolongan ini biasanya bukan hanya berdasarkan atas satu hal, bahkan bisa lebih dari dua hal (sudut pandang).
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan :
1. Tenaga yang engangkut hasil pelapukan
2. Tempat pembentukannya (lingkungan pengendapan)
3. Genetis batuan tersebut
1. Tenaga yang Mengangkut Hasil Pelapukan
Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contohnya : gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
Contohnya : sand dunes, tanah loss, dan sebagainya.
c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser.
Contohnya : morena, drumline.
2. Tempat Pengendapan (Lingkungan Pengendapan)
Materi partikel ada yang kasar dan juga ada yang halus. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltation), tertransport oleh fluida (suspension), proses transportasi kimia (solution).
Berdasarkan lingkungan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), batuan sedimen ini diendapkan di laut.
Contohnya: batu gamping, dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), tempat pembentukannya terjadi di darat.
Contohnya : endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut.
Contohnya: endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
3. Genetis Batuan Sedimen
Secara genetis batuan sedimen disimpulkan dalam dua golongan :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada dan yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimentasi.
Contoh mineral ini antara lain : kuarsa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan sedimenasi).
Beberapa contoh Authigenic mineral : gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit.
Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
1. Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.
2. Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga 0,75mm.
3. Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2 mm.
4. Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01 mm
Tinjauan Pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
Sedimentary Rocks, Pettijohn, F.J., 1975
Huang, W.T., 1962, Petrology, Mc Graw Hill Book Co., New York.
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Denisha Betaci Gultom
NPM : 140710080050
Blog : http://denishabetaci.blogspot.com/
Penggolongan ini biasanya bukan hanya berdasarkan atas satu hal, bahkan bisa lebih dari dua hal (sudut pandang).
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan :
1. Tenaga yang engangkut hasil pelapukan
2. Tempat pembentukannya (lingkungan pengendapan)
3. Genetis batuan tersebut
1. Tenaga yang Mengangkut Hasil Pelapukan
Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contohnya : gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
Contohnya : sand dunes, tanah loss, dan sebagainya.
c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser.
Contohnya : morena, drumline.
2. Tempat Pengendapan (Lingkungan Pengendapan)
Materi partikel ada yang kasar dan juga ada yang halus. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltation), tertransport oleh fluida (suspension), proses transportasi kimia (solution).
Berdasarkan lingkungan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), batuan sedimen ini diendapkan di laut.
Contohnya: batu gamping, dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), tempat pembentukannya terjadi di darat.
Contohnya : endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut.
Contohnya: endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
3. Genetis Batuan Sedimen
Secara genetis batuan sedimen disimpulkan dalam dua golongan :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada dan yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimentasi.
Contoh mineral ini antara lain : kuarsa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan sedimenasi).
Beberapa contoh Authigenic mineral : gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit.
Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
1. Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.
2. Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga 0,75mm.
3. Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2 mm.
4. Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01 mm
Tinjauan Pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
Sedimentary Rocks, Pettijohn, F.J., 1975
Huang, W.T., 1962, Petrology, Mc Graw Hill Book Co., New York.
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Denisha Betaci Gultom
NPM : 140710080050
Blog : http://denishabetaci.blogspot.com/
Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Jadi dari semula batuan yang sudah ada ini, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tertransportasi kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Pengkrtistalan kembali (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat
1. Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbun. Susunan butiran akan tersusun dengan lebih padat. Jika banyak partikel yang halus seperti syal, sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih tipis, porositas berkutang, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositas dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memainkan peranan penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fisikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk semen.
2. Penyemenan (cementation)
Penyemenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal dari cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/terendap di permukaan butiran pertumbuh besaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis semen yang utama ialah kuarsa dan kalsit.
Semen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyemenan biasanya berlaku pada waktu pertengahan diagenesis. Jika terjadi pada awal, akan mengurangkan kesan pemampatan, yang mana semen yang keras boleh menahan tekanan.
Semen kuarsa berasal daripada air dengan silika, yaitu hasil daripada pelarutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarsa, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Semen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu di kawasan sekitaran karbonat.
3. Pekristalan kembali (recrystallization)
Pekristalan kembali ialah proses perubahan ukuran dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya ukuran akan bertambah, tetapi pengecilan ukuran juga dapat terjadi. Pekristalan kembali penting dalam batu kapur, yang mana ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin hilang.
tinjauan pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Yedija Christiani Salamala
NPM : 140710080098
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Pengkrtistalan kembali (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat
1. Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbun. Susunan butiran akan tersusun dengan lebih padat. Jika banyak partikel yang halus seperti syal, sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih tipis, porositas berkutang, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositas dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memainkan peranan penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fisikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk semen.
2. Penyemenan (cementation)
Penyemenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal dari cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/terendap di permukaan butiran pertumbuh besaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis semen yang utama ialah kuarsa dan kalsit.
Semen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyemenan biasanya berlaku pada waktu pertengahan diagenesis. Jika terjadi pada awal, akan mengurangkan kesan pemampatan, yang mana semen yang keras boleh menahan tekanan.
Semen kuarsa berasal daripada air dengan silika, yaitu hasil daripada pelarutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarsa, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Semen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu di kawasan sekitaran karbonat.
3. Pekristalan kembali (recrystallization)
Pekristalan kembali ialah proses perubahan ukuran dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya ukuran akan bertambah, tetapi pengecilan ukuran juga dapat terjadi. Pekristalan kembali penting dalam batu kapur, yang mana ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin hilang.
tinjauan pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html
Nama : Yedija Christiani Salamala
NPM : 140710080098
Langganan:
Postingan (Atom)