Senin, 07 Desember 2009

sedimen

DEFINISI-DEFINISI

Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dari udara sebagai benda padat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya material fragmental yang dilepaskan dari gunungapi; (2) diendapkan di bawah tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut-dalam.
Petrologi sedimen (sedimentary petrology) adalah cabang petrologi yang membahas batuan sedimen, terutama pemerian-nya. Di Amerika Serikat, istilah sedimentasi (sedimentation) umumnya digunakan untuk menamakan ilmu yang mempelajari proses pengakumulasian sedimen, khususnya endapan yang asalnya merupakan partikel-partikel padat dalam suatu fluida. Pada 1932, Wadell mengusulkan istilah sedimentologi (sedimentology) untuk menamakan ilmu yang mempelajari segala aspek sedimen dan batuan sedimen.
Sedimentologi dipandang memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada petrologi sedimen karena petrologi sedimen biasanya terbatas pada studi laboratorium, khususnya studi sayatan tipis, sedangkan sedimentologi meliputi studi lapangan dan laboratorium (Vatan, 1954:3-8). Pemakaian istilah sedimentologi untuk menamakan ilmu yang mempelajari semua aspek sedimen dan batuan sedimen disepakati oleh para ahli sedimentologi Eropa, bahkan akhirnya dikukuhkan sebagai istilah resmi secara internasional bersamaan dengan didirikannya International Association of Sedimentologists pada 1946.
Batas pemisah antara sedimentologi dengan stratigrafi sebenarnya tidak jelas. Stratigrafi secara luas diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang segala aspek strata, termasuk studi tekstur, struktur, dan komposisi. Walau demikian, dalam prakteknya, para ahli stratigrafi lebih banyak menujukan perhatiannya pada masalah penentuan urut-urutan stratigrafi dan penyusunan kolom geologi. Jadi, masalah sentral dalam stratigrafi adalah penentuan urut-urutan batuan dan waktu yang dicerminkan oleh berbagai penampang lokal, pengkorelasian penampang-penampang lokal, dan penyusunan suatu penampang yang dapat digunakan secara sahih sebagai wakil dari tatanan stratigrafi dunia. Walau demikian, pengukuran ketebalan dan pemerian litologi umum (gross lithology) masih dipandang sebagai tugas para ahli stratigrafi. Karena itu, tidak mengherankan apabila banyak pengetahuan tentang ciri khas endapan sedimen—misalnya perlapisan, perlapisan silang-siur, dan ciri-ciri lain yang sering terlihat dalam singkapan—diperoleh dari hasil penelitian stratigrafi.
Pemelajaran batuan sedimen tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lain. Banyak diantara disiplin ilmu itu—misalnya mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan—memberikan sumbangan pemikiran yang berharga untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai endapan sedimen. Sedimentologi sendiri banyak memberikan sumbangan pemikiran yang berharga dalam penelitian stratigrafi dan geologi ekonomi

Tinjauan pustaka:
Peterson, MNA. 1962. The mineralogy and petrology of Upper Mississippian carbonate rocks of the Cumberland Plateau in Tennessee. Jour. Geol. 70:1-31.
Pettijohn, FJ. 1943. Archean sedimentation. Bull. GSA 54:925-972.
Pettijohn, FJ, PE Potter, dan R Siever. 1972. Sand and Sandstone. New York: Springer. 618 h.
Raeburn, C dan HB Milner. 1927. Alluvial Prospecting. London: Murby. 478 h.


nama : Ribka may line
npm : 140710080066
blog : ribkaolala@yahoo.com

Minggu, 06 Desember 2009

TEKSTUR SEDIMEN

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
• Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
• Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
• Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.


Besar butir kristal dibedakan menjadi :
>5 mm = kasar
1-5 mm = sedang
<1 mm = halus
Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.
a.1. Ukuran Butir
Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :
Ukuran Butir (mm) Nama Butir Nama Batuan
> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen
berbentuk runcing
Konglomerat : jika membulat
fragmen berbentuk membulat
64-256 Berangkal (Couble)
4-64 Kerakal (Pebble)
2-4 Kerikil (Gravel)
1-2 Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand) Batupasir
1/2-1 Pasir Kasar (Coarse Sand)
1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine Sand)
1/8-1/4 Pasir halus (Medium Sand)
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus ( Very Fine Sand)
1/256-1/16 Lanau (Silt) Batulanau
<1/256 Lempung (Clay) Batulempung

Besar butir dipengaruhi oleh :
1. Jenis Pelapukan
2. Jenis Transportasi
3. Waktu/jarak transport
4. Resistensi

a.2. Bentuk Butir
• Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian kebundaran :
1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.
2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.
3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.
4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat tajam


Gambar 1. Bentuk butir

• Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
a. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
b. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
c. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen

• Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
• Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
• Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
Sifat sentuhannya ada beberapa macam :
o Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.
o Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.
o Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang cembung dan ada yang cekung.
o Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.

b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
i. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
ii. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
iii. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm
iv. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar
v. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm

DAFTAR PUSTAKA
Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung.
...................., 2008. A Beginning To Understand Geology. Himpunan Mahasiswa Geologi UNPAD. Tidak diterbitkan.
www.google.com
Kuswan Susilo, Budhi, S.T.,M.T., Texture of Sedimentary Rock Sediment Ary Rocks. Pdf.


Nama : Fadilla Savira Salsabila
NPM : 140710080124
Blog : fadilaasavira.blogspot.com

BATUAN SEDIMEN

Grand Canyon di Amerika dibentuk oleh batuan sedimen yang hampir mendatar



PENGENALAN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras akan menjadi batu sedimen. Kajian berkenaan dengan sedimen dan batu sedimen ini dipanggil sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir, kerikil dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami proses pengerasan.
Sedimen = Bahan partikel yang peroi (lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan:
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat

TANDA-TANDA ATAU PETUNJUK BATUAN SEDIMEN

• Kehadiran perlapisan atau stratification
• Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
• Terjumpanya fosil
• Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
• Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite

BATUAN TERRIGENOUS / KLASTIK

PENGENALAN
Proses luluhawa akan menghakis batuan yang terdedah kepada proses ini menjadi serpihan atau pecahan batuan yang lebih kecil, dan pecahan baru ini akan dibawa oleh agen pengangkut (air dan angin) ke kawasan lain. Pecahan batuan ini akhirnya akan terkumpul di lembangan pengendapan baru, iaitu membentuk sedimen baru. Sedimen sebegini dipanggil sedimen terrigenous atau sedimen klastik.
Klastik (clastic) (bermaksud pecahan atau serpihan).
Sedimen klastik mempunyai tekstur yang dipanggil:
1. Klas (Clasts) (pecahan yang besar, contohnya pasir dan kelikir)
2. Matrik (Matrix) (lumpur atau sedimen halus lain yang mengelilingi butiran klas)
3. Simen (Cement) (bahan / mineral yang memegang atau mengikat klas dan matrix), contohnya:
- kalsit
- oksid besi
- silika
Secara umumnya, kehadiran matrik menunjukan sesuatu batuan tersebut tidak matang dari segi tekstur, dan kehadiran klas yang stabil (kuarza) menunjukan batuan tersebut mempunyai kematangan kimia yang tinggi.
Pengelasan batuan sedimen klastik dibuat berdasarkan kepada;
- tekstur atau saiz butiran
- Jenis sokongan butiran
- komposisi atau jenis butiran
- bentuk butiran
Batuan sedimen berklas / klastik (terrigenous) dikelaskan mengikut tekstur (saiz butiran):

* Kelikir (Gravel): Saiz butiran lebih besar daripada 2 mm
o Jika klasnya bulat = Konglomerat (conglomerate)
o Jika klasnya bersudut = Breksia (breccia)
* Pasir (Sand): Saiz butiran 1/16 hingga2 mm
o Batu Pasir (Sandstone)
o Jika butiran kuarza yang dominan = Batu pasir kuarza (quartz sandstone) atau arenit kuarza (quartz arenite)
o Jika butiran feldspar yang dominan = arkos (arkose)
o Jika pecahan batuan bersaiz pasir yang dominan = batu pasir litik (lithic sandstone) atau arenit litik (litharenite) atau grewak (graywacke)
* Silt: Grain size 1/256 to 1/16 mm (gritty)
o Siltstone
* Clay: Grain size less than 1/256 mm (smooth)
o Shale (if fissile)
o Claystone (if massive)

Batuan Piroklastik


Bahan yang terkeluar daripada gunung berapi dengan cara ini dikenali sebagai sedimen gunung berapi atau bahan volkanoklastik.
Batuan volkaniklastik boleh terbentuk dengan dua cara:
• Hakisan batuan volkanik yang sedia ada sebelumnya, dan terendap semula.
• Berasal terus daripada letusan gunung berapi. Sedimen yang terendap semula ke permulaan bumi ini akan melalui proses pemendapan seperti sedimen klastik lain. Batuan yang terbentuk daripada sedimen gunung berapi ini dikenali sebagai batuan piroklastik.

Dalam kebanyakan kes, agak sukar untuk membezakan antara kedua-dua jenis volkaniklastik ini. Walau bagaimanapun, mineral yang tidak stabil banyak ditemui dalam batuan piroklastik
Aktiviti gunung berapi juga boleh berlaku di dasar laut (dalam air), dan sedimen volkanoklastik yang terhasil akibat aktiviti gunung berapi ini mengalami proses pengendapan seperti lain-lain sedimen yang termendap di dasar laut. Jenis sedimen, saiz sedimen dan struktur sedimennya boleh sama, cuma proses pembentukan atau punca asalan sedimen sahaja yang berbeda.

PENJELASAN
Batuan volkanoklastik secara umumnya di kelaskan berdasarkan kepada saiz butiran (seperti batuan terrigenous lain).

BATU PASIR TUF
Batuan tuf merupakan batuan volkaniklastik bersaiz kurang daripada 2mm garis pusat.
Berdasarkan kehadiran hablur (crystal), litik (lithic) atau kaca/gelas (vitrik), tuf ini boleh dikelaskan kepada;
o Tuf hablur
o Tuf vitrik
o Tuf litik

AGGLOMERAT
Agglomerat adalah batuan volkaniklastik yang bersaiz lebih besar daripada 64mm.
Agglomerat terbentuk akibat daripada letupan dan letusan gunung berapi, dan terbentuk berdekapan dengan kawah gunung berapi.

NAMA : RIFA CHAIRUNNISA
NPM : 140710080042

Tekstur Batuan Sedimen

Sebagian besar batuan sedimen dibedakan dari batuan lain karena tersusun oleh butiran hasil rombakan batuan lain yang lebih tua, butiran-butirannya mempunyai kontak tangensial yang membentuk lubang-lubang bila dilihat dalam rangkaian tiga dimensi.

1. Tekstur Klastik

Untuk mendiskripsikan tekstur klastik kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran dan tingkat keseragaman partikel serta bentuk.

a. Ukuran dan tingkat keseragaman partikel
Ukuran butir sedimen merupakan faktor penting dalam penamaan batuan sedimen, klasifikasi yang digunakan biasanya adalah klasifikasi Wentworth. Tingkat keseragaman butir atau sortasi merupakan tingklat kopentensi dan efisiensi media pengangkutnya, di bedakan menjadi :
*Very well sorted
*Well sorted
*Moderately sorted
*Very poorly sorted

b. Bentuk
Dalam mendiskripsikan bentuk partikel, dua sifat harus dibedakan yaitu Spericity dan Roundness.
Sphericity adalah pendekatan setiap individu partikel ke bentuk bola, sepenuhnya tergantung pada bentuk asli partikel, sedanglan abrasi merupakan faktor minor. Istilah deskriptif paling bagus dipakai untuk partikel pasir atau yang lebih kasar berdasarkan diameter maximum, minimum dan intermedit. Ada empat bentuk dasar yang dipakai yaitu equant, tabular, prolate, dan bladed.
Roundness adalah suatu ukuran adanya abrasi yang menyebabkan proses pembundaran pada sudut-sudut atau ujung-ujung fragmen. Istilah kualitas yang dipakai yaitu angular, subangular, subrounded, rounded, dan well rounded.

2. Tekstur Non Klastik

Tekstur non klastik terutama dihasilkan oleh presipitasi kimiawi dan aktifitas organisme. Contoh-contoh batuannya adalah :
* Evaporit yaitu batuan hasil penguapan garam batu, anhidrit, gips, garam kali dan lain-lain.
* Sedimen organik, sisa-sisa dari zat-zat hidup misal gambut
* Sedimen silika misal nodul dan konkresi


http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33

Nama : Yusi Aisa Larasati
NPM : 140710080012
Email : cirakuroy@yahoo.com

Jenis Batuan Sedimen

Secara umumnya, batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
2) mengalami proses pengangkutan, atau dengan kata lain, sedimen ini tertransportasi kemudian terendapkan. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Sedimen yang termasuk diantara adalah konglomerat, volkanoklastik.

Selain daripada penjelasan di atas, batuan sedimen dapat dibagi atas beberapa jenis, tergantung pada cara dan proses pembentukannya.
Kelas batuan sedimen yang utama ialah :
1. Terrigenous (detrital atau berklas / klastik - clastic)
Batuan klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam tempat baru setelah mengalami proses pengangkutan. Batuan-batuan yang termasuk didalamnya adalah : konglomerat atau breksia, Batu pasir, dll.
2. Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical).
Batuan endapan kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil pengendapan larutan kimia, ataupun terdiri daripada endapan mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.
Batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini adalah : Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).
3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunung berapi. Debu-debu daripada aktivitas gunung berapi ini akan terendapkan seperti sedimen yang lain. Batuan yang termasuk : Batu pasir bertuf & Aglomerat.

Tinjauan Pustaka :
Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson Education,inc. , New Jersey
wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/batuan-sedimen.html
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html

Nama : Dhea Rizky Nurhadi
NPM : 140710080102

Penggolongan Batuan Sedimen

Penggolongan batuan sedimen dimaksudkan agar batuan sedimen dapat lebih mudah dikenali.
Penggolongan ini biasanya bukan hanya berdasarkan atas satu hal, bahkan bisa lebih dari dua hal (sudut pandang).
Batuan sedimen dapat dibagi berdasarkan :
1. Tenaga yang engangkut hasil pelapukan
2. Tempat pembentukannya (lingkungan pengendapan)
3. Genetis batuan tersebut

1. Tenaga yang Mengangkut Hasil Pelapukan
Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contohnya : gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
Contohnya : sand dunes, tanah loss, dan sebagainya.
c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser.
Contohnya : morena, drumline.

2. Tempat Pengendapan (Lingkungan Pengendapan)
Materi partikel ada yang kasar dan juga ada yang halus. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltation), tertransport oleh fluida (suspension), proses transportasi kimia (solution).
Berdasarkan lingkungan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), batuan sedimen ini diendapkan di laut.
Contohnya: batu gamping, dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), tempat pembentukannya terjadi di darat.
Contohnya : endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut.
Contohnya: endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

3. Genetis Batuan Sedimen
Secara genetis batuan sedimen disimpulkan dalam dua golongan :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada dan yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimentasi.
Contoh mineral ini antara lain : kuarsa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan sedimenasi).
Beberapa contoh Authigenic mineral : gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit.
Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
1. Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.
2. Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga 0,75mm.
3. Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2 mm.
4. Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01 mm

Tinjauan Pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
Sedimentary Rocks, Pettijohn, F.J., 1975
Huang, W.T., 1962, Petrology, Mc Graw Hill Book Co., New York.
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html

Nama : Denisha Betaci Gultom
NPM : 140710080050
Blog : http://denishabetaci.blogspot.com/

Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Jadi dari semula batuan yang sudah ada ini, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tertransportasi kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyimenan (Cementation)
3. Pengkrtistalan kembali (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat

1. Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbun. Susunan butiran akan tersusun dengan lebih padat. Jika banyak partikel yang halus seperti syal, sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih tipis, porositas berkutang, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositas dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memainkan peranan penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fisikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk semen.

2. Penyemenan (cementation)
Penyemenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal dari cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/terendap di permukaan butiran pertumbuh besaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis semen yang utama ialah kuarsa dan kalsit.
Semen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyemenan biasanya berlaku pada waktu pertengahan diagenesis. Jika terjadi pada awal, akan mengurangkan kesan pemampatan, yang mana semen yang keras boleh menahan tekanan.
Semen kuarsa berasal daripada air dengan silika, yaitu hasil daripada pelarutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarsa, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Semen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, yaitu di kawasan sekitaran karbonat.

3. Pekristalan kembali (recrystallization)
Pekristalan kembali ialah proses perubahan ukuran dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya ukuran akan bertambah, tetapi pengecilan ukuran juga dapat terjadi. Pekristalan kembali penting dalam batu kapur, yang mana ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin hilang.

tinjauan pustaka :
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html

Nama : Yedija Christiani Salamala
NPM : 140710080098

Sabtu, 05 Desember 2009

FLUID FLOW

ASAS FLUID FLOW

Fluida merupakan zat yang merubah suatu bentuk partikel dengan sangat mudah. Udara, air, dan air yang mengandung bermacam-macam partikel sedimen merupakan fluida yang berpengaruh pada transportasi sedimen. Dasar dari sifat fisik dari sedimen tersebut adalah massa jenis (Density) dan kekentalan (Viscousity).

Massa jenis fluida biasanya diberi simbol ρ (rho). Massa jenis mempengaruhi besarnya kekuatan yang bekerja pada fluida dan pada lapisan sedimen. Massa jenis mempengaruhi perpindahan fluida di bawah pengaruh gravitasi. Massa jenis berubah seiring perbedaan fluida dan peningkatan atau penurunan temperatur suhu fluida. Massa jenis air (0,98 g/ml pada 20º C) 700 kali lebih besar dari udara. Perbedaan massa jenis mempengaruhi kemampuan relatif air dan udara untuk mengangkut partikel sedimen. Air dapat mengangkut partikel yang lebih besar untuk ditransport daripada oleh angin.

Kekentalan fluida adalah ukuran dari kemampuan fluida tersebut untuk mengalir. Fluida dengan kekentalan yang lebih rendah mengalir dengan cepat dan fluida dengan kekentalan tinggi mengalir lebih lambat. Seperti massa jenis, kekentalan meningkat seiring menurunnya temperatur dari fluida. Kekentalan mempengaruhi putaran air. Meningkatnya kekentalan cenderung untuk menekan perputaran (pergerakan acak molekul air). Penurunan putaran juga menghilangkan kemampuan air untuk mengikis dan menerima sedimen.

A. Media Transportasi
1. Gravitasi
Transportasi sedimen yang tidak signifikan melibatkan media disekitarnya adalah jatuhan partikel dari tempat yang lebih tinggi akibat gravitasi. Jatuhan batuan menghasilkan penimbunan sedimen di dasar lereng, biasanya secara umum terdiri dari debris kasar yang kemudian tidak mengalami proses sedimentasi kembali. Akumulasi ini terlihat sebagai scree (akumulasi debris batuan di dasar tebing , bukit yang membentuk timbunan) di sepanjang sisi sisi lembah daerah pegunungan. Akumulasi ini membentuk kerucut talus (talus cone) dengan suatu permukaan pada sudut diam (angle of rest) kerikil, sudut maksimum dimana material akan tetap stabil dan klastik tidak akan jatuh menuruni lereng. Sudut ini bervariasi dengan bentuk dan distribusi ukuran butir, tetapi biasanya antara 30º dan 35º dari bidang horizontal. Endapan scree berada di daerah pegunungan dan terkadang di sepanjang pantai : endapan ini jarang terawetkan di dalam rekaman stratigrafi.

2. Air
Transportasi partikel di dalam air sejauh ini merupakan mekanisme transportasi yang paling signifikan. Air mengalir di permukaan lahan di dalam channel dan sebagai aliran permukaan (overland flow). Arus- arus di laut digerakan oleh angin, tidal dan sirkulasi samudera. Aliran aliran ini mungkin cukup kuat untuk membawa material kasar di sepanjang dasarnya dan material yang lebih halus di dalam suspensi. Material dapat terbawa di dalam air sejauh ratusan atau ribuan kilometer sebelum terendapkan sebagai sedimen.

3. Udara
Setelah air, udara adalah media transportasi terpenting. Angin berhembus diatas lahan mengangkat debu dan pasir kemudian membawa nya sampai jarak yang jauh. Kapasitas angin untuk mentransportasikan material dibatasi oleh densitas rendah udara. Perbedaan densitas antara media dan klastik berpengaruh terhadap keefektifan media dalam menggerakan sedimen.

4. Es
Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat mempertimbangkan es sebagai media fluida karena selama periode yang panjang es bergerak melintasi permukaan lahan, mekipun sangat lambat. Es adalah fluida berviskositas tinggi yang mampu mentransportasikan sejumlah besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada daerah di dalam dan disekitar tudung es kutub dan daerah pegunungan dengan gletser semi permanent atau pemanent. Volume material yang di gerakan es sangat besar ketika meluasnya es (glaciation).

5. Sedimen Padat (Dense Sediment) dan Campuran Air (Water Mixtures)
Ketika ada sedimen berkonsentrasi tinggi di dalam air, campurannya akan membentuk aliran debris , yang dapat kita pikirkan seperti campuran air dengan material yang tidak dapat terlarut (slurry) yang kekentalannya serupa dengan beton basah. Campuran padat ini digerakkan oleh gravitasi dipermukaan lahan maupun dibawah air, perilakunya berbeda bila dibandingkan dengan sedimen yang tersebar di dalam tubuh air. Campuran yang lebih encer juga mungkin digerakkan oleh gravitasi didalam air sebagai arus turbidit. Mekanisme aliran yang digerakkan gravitasi ini adalah mekanisme penting dalam mentransportasikan material kasar hingga ke samudera dalam.
Sumber :
Boggs, JR, Sam. 2006. PRINCIPLES OF SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY. Pearson Education, Inc: New Jersey.
Nichols, Gary. 1999. SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY. Universitas of London : Holloway.

Nama : Yuana Dwi Eka Aprilia
Npm : 140710080100

STRUKTUR SEDIMEN

Struktur sedimen ialah roman muka (kenampakan) sifat-sifat yang mudah diamati / dipelajari. Pada batuan sedimen (pada singkapan) yang merupakan hasil manifestasi dari proses fisika, kimia, dan organis. Jika pada proses fisika seperti angin, air, arus. Dan jika pada proses kimia contonya ialah konkresi. Dan jika pada proses organic seperti jejak hewan.
Ciri utama dari struktur sedimen ialah adanya unsur perlapisan atau yang lebih kita kenal dengan stratifiakasi. Dimana stratifikasi dapat menunjukan proses pembentukan suatu litologi. Jadi fungsi utama dari struktur sedimen ialah untuk mengetahui proses pembentukan batuan, keadaan arus purba, serta untuk mengetahui lingkungan pengendapan.
Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi 3 buah yaitu :
1. Struktur sedimen primer
Terbentuk ketika atau bersamaan dengan proses deposisi atau pengendapan. Macam atau contoh struktur sedimen primer antara lain:
a. Graded Bedding

Ialah Struktur sedimen yang memperlihatkan gradasi butiran yang menghalus kearah atas. Struktur sedimen ini dipengaruhi oleh kemiringan lereng serta arus yang mengalir. Jenis arus yang mengalir ialah Arus Turbit. Yang menjadi bottom dari struktur sedimen ini ialah bagian yang bagian yang kasar merupakan bagain bottom.

b. Paralel Lamination
Struktur sedimen yang memperlihatkan pola kelurusan butiran, mineral, fosil, & material lainnya dengan ketebalan <>
c. Ripple marks
Merupakan struktur sedimen yang memperlihatkan jejak gelembur gelombang yang merefleksikaan kondisi arus pada saat pengendapan batuan tsb.

d. Dune & sand wave
Struktur sedimen yang berbentuk gundukan pasir yang juga mereflesikan kondisi arus pada saat itu.
e. Cross stratification
Struktur sedimen yang bebentuk silang siur yang membentuk sudut terhadap bidang perlapisan.
f. Lenticular
Struktur sedimen yang memperlihatkan suatu lensa-lensa pasir di lapisan batu lempung.
g. Flaser
Selama pasang tinggi, lumpur umumnya terkumpul di seberang ripple crest dan pada trough. Flaser bedding dihasilkan.. ketika lumpur ini berada pada trough. Struktur ini mengimplikasikan bahwa hadirnya dua sedimen suplai yaitu pasir dan lempung. Pada saat aktivitas arus, pasir tertransportasi dan terendapkan sebagai ripples, lempung masih dalam bentuk suspensi. Pada saat arus berhenti lempung terendapkan pada trough atau menutup ripples tersebut. Saat dimulainya siklus selanjutnya, puncak ripples tererosi dan pasir baru terendapkan dalam bentuk ripples dan mengubur ripple bed pada troughs. Sehingga diperkirakan flaser bedding diperkirakan terbentuk pada lingkungan pasang surut (subtidal zone)dan sangat jarang ditemukan terbentuk pada kondisi fluvial. Struktur ini dapat digunakan dalam penentuan lingkungan pengendapan, dimana diperkirakan berada pada lingkungan pasang-surut(pada energi tinggi).

II. Struktur sedimen sekunder
a. Struktur Erosional : terbentuk oleh karena arus atau materi yang terbawa oleh arus. ex : Flute cast
b. Struktur Deformasi : terbentuk oleh karena adanya gaya. ex : load cast
c. Struktur Biogenik : terbentuk akibart aktivitas makhluk hidup.


SUMBER :
Boggs, S.JR.1955. PRINCIPLES OF SEDIMENTARY AND STATIGRAPHY, Prentice Hall. New Jersey, 774 P
Nichols, Gary. 1999. SEDIMENTOLOGY AND STRATIGRAPHY. Universitas of London : Holloway.
Di unduh pada tanggal 29 Oktober 2009
pukul 15:34
http://dynamic-earth.blogspot.com/2008_04_01_archive.htmlvc
http://www.nvcc.edu/home/cbentley/geoblog/labels/teaching.html

Diposting oleh :
NAMA : FICCA MULANDA TESLA
NPM : 140710080054
blog : http://biarkanakumenulis.blogspot.com/

Kamis, 03 Desember 2009

aliran laminar dan turbulen, froud number dan reynold number

A. Arus Laminer
Merupakan aliran yang jarang terjadi pada air dan tidak begitu penting dalam aliran udara, tapi ini terjadi dalam viscosity fluida yang tinggi seperti campuran sediment dalam air, es, & lava.
Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae) & mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida.
Aliran laminar adalah aliran fluida tanpa arus turbulent ( pusaran air ). Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Laminar adalah ciri dari arus yang berkecepatan rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation).


B. Arus Turbulent
Aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam. Aliran ini terjadi di air dan udara. Aliran ini lebih efficient dalam mengangkut dan menjalankan sediment karena beranekaragamnya gradient kecepatannya.
Pada arus turbulen, massa air bergerak keatas, kebawah, dan secara lateral berhubungan dengan arah arus yang umum, memindahkan massa dan momentum. Dengan gerakan tidak beraturan seperti itu, massa atau gumpalan fluida akan mempunyai percepatan menyimpang yang hanya sedikit persentasinya dari kecepatan rata-rata, meskipun begitu arus turbulen bersifat menentukan arus, sebab turbulen menjaga patikel-partikel dalam suspensi, secara konstan, seperti clay dan silt pada sungai dan pasir pada arus turbidit, atau secara berangsur, seperti pada kebanyakan butir pasir di sungai, pantai dan bukit pasir.
Turbulen mentransport partikel-partikel dengan dua cara; dengan penambahan gaya fluida dan penurunuan tekanan lokal ketika pusaran turbulen bekerja padanya. Keduanya adalah penyebab terjadinya transportasi pasir sepanjang bawah permukaan. Di alam hampir semua mekanisme transport pasir terjadi secara turbulen. Turbulen terutama terjadi di sungai akibat penggerusan sepanjang batas arus air, dan meningkat akibat kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan laut penyebabnya adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan penggerusan arus. Di udara turbulen yang membawa bekas ledakan volkanis ditransport angin. Besarnya gerakan turbulen bervariasi dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi sangat mudah dilihat di sungai dengan penampakkan pusaran yang kompleks atau dengan boil yang berbenturan dengan permukaan sungai, secara terus menerus.

Reynold Number
Untuk membedakan antara arus turbulen dan laminar Reynold Number, R; digunakan dan digambarkan oleh persamaan

R = ρUL
μ


di mana L adalah panjang, kadang-kadang disebut radius hidrolik (biasanya diambil kedalaman sungai). Angka Reynolds adalah perbandingan gaya inersia fluida dan viscositasnya, dan menghadirkan perbandingan antara suatu gaya pemercepat dan lambat. Tuan Osborne Reynolds, suatu Ahli ilmu fisika Inggris, 1883 memberikan hubungan antara inersia dan viscosity dan memberikan persamaan tanpa dimensi ini. Karena geometri aliran yang diberikan adalah suatu Angka Reynolds, pastinya lebih dari 2000, menunjukkan bahwa arus itu adalah turbulen dan inersia tersebut melebihi gaya viscositasnya. Jadi semakin besar Reynold number, sedikit pengaruh dynamic viscosity dalam pola aliran. Sebaliknya, jika R kecil, kurang dari 500, viscosity dominan dan arus tersebut laminar. Pada setiap boundary, cairan, dan temperatur akan ada suatu zona yang menyatakan keadaan transisi aliran, antara turbulen dan laminar. Zona transisi itu juga bergantung pada geometri aliran juga bentuk permukaan dalam hal ini kekasaran permukaan boundary tersebut.



Froud number
Bilangan tanpa dimensi yang lainnya adalah Froud number, F, Perbandingan antara gaya inersia dan gaya gravitasi. Froude number didefinisikan sebagai

F = U
√hg

Di mana U adalah kecepatan, h adalah kedalaman, dan g adalah kecepatan gravitasi. Karena froud number adalah perbandingan inersia dan kekuatan gaya berat, Froude number, digunakan dalam permasalahan aliran fluida ketika arus mempunyai suatu tidak terkurung atau muka-bebas seperti di suatu arus atau di muara pasang surut. Konsep free surface current telah diperluas dalam aplikasinya untuk submarine turbidity current, yang memiliki permukaan “bebas” dianggap memiliki interferensi antara arus turbit yang lebih pekat bagian bawah dan air bersih di atasnya. Dalam free surface flow gravitasi memiliki peranan penting tidak seperti, dalam pipa tertutup dimana tekanan adalah faktor dominan. Froude number juga membedakan dua tipe aliran, shooting atau super critikal (F>1) dan tranquil, kadang disebut streaming, atau subkritikal (F<1). Transisi antara keduanya disebut critical flow (F=1). Dalam shooting flow suatu gelombang permukaan akan dibawa kehilir oleh arus tersebut sedangkan dalam tranquil akan bergerak kemuara melawan arus. Shooting flow akan bergerak cepat, constriction, banjir, dan dimana breaker (hempasan gelombang) memunculkan suatu pantai. Kedua tipe tersebut baik tranquil atau shooting menjalankan peran yang penting dalam melipat mikro relief, bentuk-bentuk lapisan juga menimbulkan beberapa struktur sedimen pada bagian dasar. Kedua aliran akan sama jika Reynold dan Freud number sama. Kesamaan dinamis adalah konsep penting dalam studi model, oleh karenanya dibolehkan menurunkan skalanya sehingga system tersebut dapat dipelajari dalam laboratorium.

tinjauan pustaka:
Boogs,. Sam., Principles of sedimentology and stratigraphy., 1995 Prentice Hall
Fritz., and Moore., Basics of stratigrapy and sedimentology., 1988., John wiley & sons., Inc

NAMA : NURUL AMALIA
NPM : 140710080116

SEDIMENTOLOGI (TEKSTUR SEDIMEN)


Sedimentologi adalah Salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas secara khusus batuan sedimen atau endapan-endapan dengan segala prosesenya.
Istilah batuan sedimen berasal dari bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan oleh fluida. Produk dari proses pelapukan, baik mekanik maupun kimia, merupakan sumber material untuk membentuk batuan sedimen. Material yang yag berasal dari batuan induk akan mengalami pengikisan lalu pengangkutan dan kemudian diendapakan di danau, lembah sungai, laut, atau pada cekungan lainnya.

Material yang terakumulasikan sebagai sedimen mempunyai dua sumber utama. Pertama, material sedimen yang terakumulasikan berasal dari hasil proses pelapukan mekanik maupun kimia yang tertransportasi dalam keadaan padat. Endapan dari tipe ini disebut detrital sedimentary rock. Kedua, material yang terlarut sebagai hasil dari proses pelapukan kimia. Bila larutan tersebut mengalami presipitasi, baik oleh proses anorganik maupun organik materialnya disebut chemical sedimentary rock.

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari yang sangat halus sampai yang sangat besar dan beberapa proses yang penting lainnya. Pada umumnya batuan sedimen dibagi menjadi lima kelompok besar berdasarkan cara terbentuknya yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen evaporit, batuan sedimen batubara, batuan sedimen silika, batuan sedimen karbonat.

Sebagai seorang geologist tentunya kita harus mampu mengklasifikasi jenis-jenis batuan sedimen tersebut sehingga kita dapat mengetahui kapan dan dimana batuan tersebut diendapkan. Kita juga dapat mengetahui umur serta komposisi mineral batuan tersebut melalui penelitian lebih lanjut di laboratorium.

Oleh karena itu salah satu parameter yang penting dalam mengklasifikasi dan mengelompokan batuan sedimen adalah tekstur karena tekstur dapat menunjukan proses transportasi dari batuan sedimen.

Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.

a) Tekstur klastik

Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.

  • Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
  • Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.
  • Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.

Besar butir kristal dibedakan menjadi :

>5 mm = kasar

1-5 mm = sedang

<1 mm = halus

Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.

a.1. Ukuran Butir

Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :

Ukuran Butir (mm)

Nama Butir

Nama Batuan

> 256

Bongkah (Boulder)

Breksi : jika fragmen

berbentuk runcing

Konglomerat : jika membulat

fragmen berbentuk membulat

64-256

Berangkal (Couble)

4-64

Kerakal (Pebble)

2-4

Kerikil (Gravel)

1-2

Pasir Sangat Kasar(Very Coarse Sand)

Batupasir

1/2-1

Pasir Kasar (Coarse Sand)

1/4-1/2

Pasir Sedang (Fine Sand)

1/8-1/4

Pasir halus (Medium Sand)

1/16-1/8

Pasir Sangat Halus ( Very Fine Sand)

1/256-1/16

Lanau (Silt)

Batulanau

<1/256

Lempung (Clay)

Batulempung

Besar butir dipengaruhi oleh :

  1. Jenis Pelapukan
  2. Jenis Transportasi
  3. Waktu/jarak transport
  4. Resistensi

a.2. Bentuk Butir

· Tingkat kebundaran butir (roundness)

Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.

Pembagian kebundaran :

1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.

2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi butiran bundar.

3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang membundar.

4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.

5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat tajam

Gambar 1. Bentuk butir

· Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.

Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :

  1. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar
  2. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam
  3. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen

· Kemas (Fabric)

Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :

  • Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
  • Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

Kemas terbuka Kemas tertutup


Sifat sentuhannya ada beberapa macam :

  • Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.
  • Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.
  • Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang cembung dan ada yang cekung.
  • Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.

b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik

Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :

i. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin

ii. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm

iii. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm

iv. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar

v. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm

Sumber :

Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung.

...................., 2008. A Beginning To Understand Geology. Himpunan Mahasiswa Geologi UNPAD. Tidak diterbitkan.

www.google.com

Kuswan Susilo, Budhi, S.T.,M.T., Texture of Sedimentary Rock Sediment Ary Rocks. Pdf.

Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson Education,inc. , New Jersey

Sedimentary Rocks, Pettijohn, F.J., 1975